Friday, April 19, 2013

PATHWAYS STROKE

tanpa panjang cerita langsung di download pathways nya :)

http://www.4shared.com/office/aukspzlF/Pathways_stroke.html

CARA MEMBERI PENYULUHAN


CARA MEMBERI PENYULUHAN

1.      Melakukan persiapan :
  1. Tempat
Lokasi dimana akan dilakukan penyuluhan, dimana penentuan tempat ini harus disusuaikan dengan jumlah orang atau warga yang akan diberi penyuluhan.
  1. Materi
Bahan yang akan diberikan dalam penyuluhan, agar dalam pelaksanaan penyuluhan  dapat berjalan dengan lancar.
  1. Media
Yang dimaksud media pendidikan adalah alat Bantu pendidikan. Disebut media pendidikan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat.
Berdasar fungsinya sebagai penyalur pesan, dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Media cetak
*        Booklet adalah suatu media menyampaikan pesan kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan maupun gambar
*        Leaflet, suatu media menyampaikan pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, dapat berupa kalimat atau gambar.
*        Flyer/selebaran ialah seperti leaflet tetapi tidak dilipat
*        Flipchart/ lembar balik : suatu media menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk lembar balik, bentuk buku berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
*        Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/ informasi kesehatan yang biasa ditempel ditembok-tembok, ditempat umum atau kendaraan umum.
2.      Media elektronik
*        TV , Radio
*        Video
*        Slide dan lain-lain.
3.      Media papan/papan tulis
Papan tulis biasanya ditempel ditempat umum atau kelas.

2.      Metode Pelaksanaan
  1. Ceramah – Diskusi
Ceramah adalah salah satu cara dalam penyuluhan kesehatan dimana kita menerangkan atau menjelaskan sesuatu dengan lisan disertai dengan Tanya jawab (diskusi) kepada sekelompok pendengar, serta dibantu oleh beberapa alat peraga yang dianggap perlu.
Ciri-ciri ceramah :
*        Ada sekelompok pendengar yang sudah dipersiapkan
*        Ada suatu ide yang akan disampaikan dengan lisan (uraian lisan)
*        Ada kesempatan bertanya bagi pendengar, yang harus dijawab oleh penceramah.
*        Ada alat-alat peraga yang dipakai untuk menjelaskan sesuatu yang sudah dijelaskan.
  1. Demonstrasi
Adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara menjelaskan suatu prosedur. Cara penyajian ini disertai dengan penjelasan-penjelasan lisan atau dengan menggunakan alat peraga adan Tanya jawab. Dalam demonstrasi pelatih menunjukkan, memepragakan dalam mengerjakan sesuatu hal atau kegiuatan, misalnya :
*        Memilih sayuran yang baik yang mengandung vitamin A
*        Memperagakan pembuatan larutan gula garam
Catatan : dalam demonstrasi, pelatih mengerjakan dulu kemudian diikuti oleh peserta, dan dalam memperagakan contoh atau bahan, pelatih diharapkan berdiri lebih dekat dengan peserta.



  1. Simulasi
Adalah suatu metode untuk menyiapkan situasi yang nyata dalam kelas dimana peserta melakukan suatu kegiatan dalam keadaan yang mirip keadaan sesungguhnya.
Misalnya : peserta bertindak sebagai seorang kader dalam rangka memberikan penyuluhanperorangan kepada ibu balita, ibu hamil.
  1. Bermain Peran
Bermain peran adalah bentuk sederhana dimana peserta memerankan suatu tokoh tertentu dan berbuat seperti dalam kenyataan. Karena tidak ada scenario maka mereka terpaksa berbuat sesuai dengan pendapatnya. Peserta kemudian mencoba mengambil makna sandiwara untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
  1. Curah Pendapat
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (cara pendapat). Tanggapan ditampung dengan ditulis pada papan tulis atau flipchart. Sebelumnya tidak boleh diberi komentar apapun oleh siapapun, baru setelah semua memberikan komentar tiap anggota dapat mengomentari akhirnya terjadilah diskusi.

3.      Sasaran dan Target
  1. Sasaran : Cakupan  area warga yang akan diberi penyuluhan
  2. Target : misalnya ibu hamil atau lansia

4.      Strategi Pelaksanaan
  1. Hari
  2. Tanggal
  3. Waktu



5.      Susunan acara
Tahap
Kegiatan
Waktu
Pembukaan
*        Mengucapkan salam
*        Menjelaskan maksud dan tujuan
*        Menanyakan hal-hal yang telah diketahui oleh waga tentang materi yang akan diberikan

Isi
*        Memberikan penyuluhan tentang materi yang sudah dipersiapkan
*        Mengecek ulang pengetahuan warga tentang materi setelah diberi penyuluhan.

Penutup
*        Menutup dengan mengucapkan salam, dan meminta maaf apabila dalam pertemuan ada kesalahan.



SEPULUH ATURAN TERBAIK PEMBERIAN OBAT SECARA AMAN


SEPULUH  ATURAN TERBAIK PEMBERIAN OBAT SECARA AMAN

Sebagai seorang perawat kita sebaiknya sadar akan faktor-faktor penyulit dalam pemberian obat di rumah sakit saat ini. Sebagai contoh, kita mempunyai kesulitan mengingat sejumlah besar kegunaan obat ataupun efek sampingnya. Sedangkan kita dibebani banyak tanggung jawab dalam waktu yang singkat. Kita di rumah sakit mempunyai resiko tanggung jawab secara legal bila ada kesalahan dalam pemberian obat.

Meskipun pemberian obat merupakan salah satu masalah dalam tanggung jawab perawat, kita berharap ada pedoman-pedoman tertentu yang dapat menghindarkan kita dari suatu resiko kesalahan. Penulis (Kathleen Mc.Gowen, RN, BSN) menyebut pedoman tersebut sebagai “10 Aturan Terbaik Dalam Pemberian Obat”.

Untuk melengkapi makalah ini, kami akan mulai membahas mengenai :

1.  Nama, Klasifikasi dan Type Obat
a. Nama
Satu jenis obat mempunyai beberapa macam nama : nama generik, official name, nama kimia dan nama dagang. Nama generik diberikan sebelum obat menjadi official. Nama official diberikan setelah dikemas dan sebelum obat dipublikasikan. Nama kimia berdasarkan kandungan zat kimia pada obat yang bersangkutan. Nama dagang adalah nama yang diberikan oleh perusahaan yang membuatnya. Sebagai contoh, obat hydrochlorothiazide (nama official) dikenal dengan nama dagang Esidrix.

b. Klasifikasi
Obat-obat diklasifikasikan menurut kegunaan, komposisi dan efek sampingnya.

c. Macam Penggunaan/Type Obat
Obat dapat diberikan melalui beberapa cara antara lain oral, parenteral, sublingual, dan sebagainya.


2. Langka-Langka Pemberian Obat
Lima langka dalam pemberian obat :
a. Identifikasi pasien
Di rumah sakit biasanya sebelum obat diberikan, perawat harus mengidentifikasi nama pasien, memberi nomor untuk mencegah kesalahan, kemudian menanyakan kembali nama pasien atau menyebutkan dengan jelas nama pasien selanjutnya mendengarkan respon pasien sebelum obat diberikan.

b. Pemberian obat
Penting untuk memberikan obat secara benar. Instruksi dan daftar pengobatan harus dibaca secara hati-hati serta dicek kembali nama obat dan keberadaanya di tempat obat pasien. Pengobatan harus diberikan dengan dosis dan cara yang benar.

c. Intervensi perawat
Pasien membutuhkan pertolongan saat menerima pengobatan. Bantuan fisik sebagai contoh : memberikan posisi yang nyaman sebelum penyuntikan intra muskuler atau penjelasan tentang pengobatan dan petunjuk pemakaian obat yang efektif dan cara mencegah komplikasi.

d. Pencatatan
Pencatatan harus dilakukan secara lengkap dalam status pasien. Hal yang dicatat adalah : nama obat, dosis, cara pemberian dan data spesifik yang berhubungan dengan pemberian obat seperti denyut nadi harus diobservasi setelah pemberian obat digital. Pencatatan juga meliputi waktu pemberian dan yang terpenting adalah nama jelas dan tanda tangan perawat yang memberikan.

e. Evaluasi respon pasien
Respon terhadap pengobatan dapat diobservasi secara langsung pada pemberian intra vena, 10 - 20 menit setelah pemberian IM atau subkutan atau beberapa hari setelah pemberian oral. Perubahan tingkah laku dapat dikaji, misalnya pada pemberian tranquilizer atau rasa nyeri pasien dapat dikaji beberapa saat saetelah pemberian anti spasmodik.

Semua langkah pemberian obat, mulai menyiapkan obat sampai mengkaji keefektifan obat harus dicatat dan bila perlu dilaporkan pada perawat senior atau dokter.


3.  Petunjuk Pemberian Obat

·         Mencek kembali kebenaran instruksi pengobatan yang diberikan.
·         Sebelum pemberian perawat harus tahu tentang obat itu sendiri.
·         Pencatatan yang dilakukan meliputi : nama pasien, obat, nama dokter, tanggal, waktu pemberian, dosis, dan tanda tangan orang yang memberikan.
·         Kartu pengobatan biasanya memuat nama pasien, ruangan, nomor tempat tidur, nama obat, dosis, waktu dan cara pemberian. Juga dicantumkan tanggal instruksi diberikan.
·         Perawat harus konsentrasi pada tugas untuk menghindari kesalahan penyiapan dan pemberian obat.
·         Lima (5) benar petunjuk pemberian obat : benar obat, benar dosis, benar pasien, benar waktu, dan benar cara.
·         Obat yang disiapkan harus sesuai dengan  cara pemberian.
·         Untuk mencegah kesalahan saat penyiapan obat, perawat harus membaca lebel 3 X, sebelum mengambil dari tempatnya, saat memberikan dan saat menyimpannya kembali. 
·         Saat menyiapkan pengobatan jangan gunakan hal berikut :
·         Obat yang tidak mempunyai nama atau lebel.
·         Obat telah berubah warna/rusak.
·         Obat yang tetap ada endapannya meskipun sudah dikocok sebelum digunakan.
Kembalikan obat-obat tersebut ke bagian farmasi dan tuliskan alasan pengembaliannya.

·         Jangan kembalikan atau pindahkan obat dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menghindari bercampurnya obat dan kesalahan tempat.
·         Identifikasi pasien secara benar dan hati-hati.
·         Pasien mempunyai hak untuk mengetahui nama obat dan cara kerjanya. Juga berhak untuk menolak pengobatan dan alasan penolakan harus dituliskan dan dilaporkan.
·         Lakukan tindakan yang benar sebelum pengobatan. Contoh : observasi nadi apikal sebelum pemberian digitalis dan jangan berikan bila frekwensinya <60 X / menit.
·         Perawat harus berada di samping pasien saat pemberian obat.
·         Berikan obat sesuai waktu yang ditetapkan.
·         Jika pasien muntah saat diberikan obat peroral, catat hal tersebut dan nama obatnya. Laporkan segera kepada dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat yang sama dengan cara yang berbeda.
·         Tindakan khusus biasanya dilakukan pada pemberian obat-obat tertentu.
·         Setelah pemberian obat catat di kartu pengobatan pasien. Pencatatan meliputi waktu, nama obat, dosisi, cara pemberian dan data lain yang berhubungan dengan pemberian obat.
·         Lihat petunjuk singkat yang tertera dalam brosur.
·         Evaluasi keefektifan obat pada waktu yang tepat setelah pemberian.
·         Pengobatan biasanya dihentikan sebelum operasi dan dokter menulis instruksi baru setelah operasi.
·         Ketika pemberian obat dihentikan sementara karena akan operasi/dilakukan tindakan diagnostik, tuliskan alasan penghentian tersebut dengan jelas pada catatan pengobatan pasien.
·         Kesalahan pengobatan kadang terjadi. Bila sudah terjadi kesalahan laporkan segera sebagai pertanggungjawaban perawat dan untuk penanganan segera. Kesalahan biasanya dicatat dalam formulir khusus.

Jika kita mempunyai pertanyaan tentang suatu jenis obat, bertanyalah kepada seorang farmasi, konsul dengan seorang dokter atau baca buku referensi yang bagus tentang obat, atau bicarakan dengan teman perawat jika kita tidak mengenal obat yang diinstruksikan. Tetapi jika instruksinya sendiri yang kurang jelas, yakinkan dengan mengklarifikasi sumbernya yaitu dokter yang menulis instruksi tersebut.

Sebagai contoh : Mary Dixon tergesa-gesa memberikan pengobatan pada jam 10.00 pagi. Dia dengan sekejap mata melihat catatn pemberian obat (MAR) dan memberitahu bahwa dokter menginstruksikan Ampicillin 500 mg untuk Tuan Stone. Ampicillin tidak ada di laci obat Tuan Stone. Jadi dia (Mary) mengambilnya dari laci persediaan. Malangnya instruksi dokter yang disalin di dalam MAR tidak benar/salah. Dokter sebenarnya ,menginstruksikan Amoxicillin bukan Ampicillin.

Itulah sebabnya mengapa banyak rumah sakit menentukan/mengharuskan perawat dinas malam mencek 2 X MAR dengan instruksi yang asli. Bila obat tidak ditemukan di laci obat pasien, Mary seharusnya melakukan pengecekkan 2 X. 

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NAPZA


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NAPZA


I. Konsep Dasar

Pengertian
Narkoba yang juga sering disebut NAPZA adalah singkatan dari Narkotika dan obat-obatan terlarang yang sering  disalahgunakan. Penyalahgunaan obat adalah: Pemakaian di luar indikasi medik, tanpa petunjuk/resep dokter, pemakaian sendiri secara relatif teratur sekurang-kurangnya selama satu bulan.

Etiologi.
Obat atau zat yang sering disalah gunakan adalah obat alkohol, Benzodiazepin, Mariyuana,  Amfetamin, Kokain, Opium, Heroin, Morpin dll.
Semua jenis obat tersebut dapat mengakibatkan gangguan mental yang disebabkan oleh efek langsung dari dari zat tersebut terhadap susunan saraf pusat.

Faktor predisposisi

            Alasan pengguna NAPZA ini berbeda-beda dengan latar belakang individu dan lingkungan.

Faktor individu

-          Rasa ingin tahu yang kuat dan ingin mencoba
-          Bersikap tidak tegas terhadap tawaran/ pengaruh teman sebaya.
-          Penilaian diri negatif ( Low self esteem) seperti merasa kurang mampu dalam pelajaran, pergaulan, penampilan diri dan status sosial ekonomi yang rendah.
-          Kurang rasa percaya diri (Low self confidence)
-          Mengurangi rasa tidak enak/sakit
-          Sikap memberontak terhadap peraturan
-          Identifikasi diri yang kabur akibat proses identifikasi denga orang tua/pasangan hidup yang berjalan kurang baik
-          Depresi, dan cemas
-          Kepribadian dissosial ( perilaku menyimpang dari norma yang berlaku)
-          Kurang menghayati ajaran agama

Faktor lingkungan
-          Mudah memperoleh zat NAPZA
-          Komunikasi keluarga yang tidak efektif
-          Hubungan antar orang tua yang tidak harmonis
-          Orang tua atau anggota keluarga lainnya pengguna NAPZA
-          Berteman dengan pengguna NAPZA
-          Penghargaan sosial dari lingkungan yang kurang

Klasifikasi pemakai napza
1.         Pemakai coba-coba (experiment use)
2.         Pemakai sosial (Social use)
          Pemakai yang bertujuan hanya untuk bersenang-senang.
3.         Pemakai situasional, pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu (ketegangan, kesedihan atau kekecewaan)
4.         Penyalahgunaan (abuse), pemakaian sebagai suatu pola penggunaanyang bersifat patologis/menyimpang minimal satu bulan lamanya dan telah terjadi gangguan fungsi sosial atau pekerjaan
5.         Ketergantungan (Dependence), telah terjadi toleransi dan gejala putus zat bila pemakai zat dihentikan atau dikurangi
.

Tanda-tanda umum pengguna NAPZA
1.      Perubahan fisik:
-          Badan kurus
-          Tanpak mengantuk
-          Mata merah dan cekung
-          Bekas suntikan atau gorena pada lengan dan kaki
2.      Perubahan perilaku
-          Emosi labil
-          Takut sinar/air
-          Menyendiri
-          Bohong/mencuri
-          Menjual barang
-          Pergi tanpa pamit
-          Halusinasi
-          Paranoid

Tanda-tanda klinis dari penggunaan NAPZA
1.      Yang berefk depresan ( menghambat fungsi syaraf)
-          Berbicara kacau
-          Tidak dapat mengendalikan diri
-          Tingkah laku seperti mabuk tetapi tanpa berbau minuman beralkohol
-          Akibat kelebihan pemakaian akan menyebabkan : nafas tersengal-sengal, kulit lembab dan dingin, pupil mata mengecil, denyut nadi cepat dan lemah , kesadaran menurun danbisa berkibat lebih parah sampai meninggal dunia.
-          gejala putus obat seperti gelisah, sukar tidur, mengigau, tertawa tidak wajar .
2.      Penyalahgunaan yang berefek stimultan (mengaktifkan fngsi syaraf)
-          Lebih waspada, bergairah, eporia, pupil mata meebar, denyut nadi meningkat, susah tidur nafsu makan hilang
-          Kelebihan pemakaian mengakibatkan gelisah, suhu badan naik, suka berhayal, tertawa tidak wajar sampai bisa menimbulkan kematian
3.      Penyalah gunaan yang berefek halusinasi (menimbulkan rasa berhalusinasi/berkhayal)
-          suka berhayal
-          Tidak punya gambaran ruang dan waktu
-          Bila overdosis menyebabkan kematian.

Komplikasi dari penyalahgunaan zat:
Selain gangguan otak, dapat menyebabkan gangguan hati, usus, seks, kelainan bayi (bila hamil), dan resiko kena kanker.

Pencegahan
1.      Ketahuilah bahwa obat tersebut sangat berbahaya dan jangan sekali-kali mencoba.
2.      Bina hubungan yang harmonis dengan orang tua sehingga perilaku kita lebih terkontrol.
3.      Katakan tidak bila ada yang menawari.
4.      Konsultasilah kepada petugas kesehatan bila anad memiliki masalah kesehatan termasuk gangguan pikiran.
Pengobatan pasien yang mengalami ketergantungan obat tergantung dari tingkat keparahan atau berat-ringan tingakat ketergantungan. Penyembuhannya memerlukan waktu yang relatif lama dan membutuhkan biaya yang yang besar.

B. Tanggung jawab perawat

            Tanggung jawap perawat meliputi :
  1. Memberikan pelayanan secara langsung kepada individu, keluarga dan masyarakat
  2. Mendukomentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
  3. Menentukan frekwensi dan lama perawatan
  4. Sebagai penasehat dan pelindung bagi klien.


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1.      PENGKAJIAN

A. DATA-DATA IDENTIFIKASI
1.       Nama keluarga
2.       Alamat dan nomor telepon
3.       Komposisi keluarga
4.       Tipe bentuk keluarga
5.       Latar belakang kebudayaan
6.       Identifikasi religi
7.       Status kelas keluarga
8.       Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang

B.TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA
*     Tahap perkembangan keluarga saat ini
*     Jangkauan pencapaian tahap perkembangan
*     Riwayat keluarga inti
*     Riwayat keluarga orang tua
C.  DATA LINGKUNGAN
*     Karakteristik-karakteristik rumah
*      Karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang lebih besar
*      Mobilitas geografi keluarga
*      Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dengan komunitas
*      Jaringan dukungan sosial keluarga
D.  STRUKTUR KELUARGA
a.                  Pola-pola komunikasi
* Jangkauan komunikasi fungsional dan disfungsional (tipe-tipe pola berulang).
* Jangkauan dari pesan dan bagaimana diungkapkan.
* Karekteristik komunikasi dalam sub sistem-sub sistem keluarga.
* Tipe-tipe proses komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga.
b.          Struktur kekuasaan
*  Hasil-hasil dari kekuasaan.
*  Proses pengambilan keputusan.
*  Dasar-dasar kekuasaan.
*  Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan.
*  Seluruh kekuasaan keluarga.
c. Struktur peran
*  Struktur peran formal.
*  Struktur peran informal
*  Analisis model-model peran.
*  Variabel struktur peran yang mempengaruhi.
d.      Nilai-nilai keluarga
* Identifikasi nilai-nilai penting keluarga dan pentingnya (prioritas) dalam keluarga.
* Kongruensi antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga juga kelompok referensi dan atau komunitas yan lebih luas.
* Variabel-variabel yang mempengaruhi nilai-nilai keluarga.Apakah nilai-nilai ini dipegang teguh oleh keluarga secara sadar maupun secara tidak sadar.

E. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1.      Fungsi afektif
Ø  Kebutuhan-kebutuhan keluarga.
Ø  Mutual Nurturance, keakrapan dan identifikasi.
Ø  Diagram kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini.
Ø  Perpisahan dan kekerabatan.
2.      Fungsi sosialisasi
Ø  Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga.
Ø  Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk keluarga dan situasi dari keluarga.Siapa-siapa yang menjadi pelaku sosialisasi bagi anak-anak? Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-keyakinan kultur yang mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak.Estimasi tentang apakah keluarga beresiko. Mengalami masalah-masalah pengasuhan anak dan jika demikian, indikasi bagi faktor-faktor resiko tinggi. Adekuasi lingkungan rumah akan kebutuhan anak untuk bermain.
3.      Fungsi perawatan kesehatan
Ø  Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku  keluarga.
Ø  Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.
Ø   Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap sakit.
Ø  Kebiasaan tidur dan istirahat.
Ø  Latihan dan praktik-praktik rekreasi (tidak dimasukkan sebelumnya)
Ø  Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga.
Ø  Peran keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri.
     

F. COPING KELUARGA

v  Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek.
v  Kemampuan keluarga untk merespon,berdasarkan penilaian obyektif terhadap situasi-situasi yan menimbulkan stress.
v  Penggunaan strategi-strategi koping(sekarang/yang lalu).
v  -Perbedaan cara koping keluarga.
v  -Strategi-strategi coping internal keluarga.
v  -Strategi-strategi coping eksternal keluarga.
v  Penggunaan strategi-strategi adaptif disfungsional yang digunakan(sekarang/yang lalu).