A. Definisi
Fraktur adalah
diskontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan (R. Syamsuhidayat, 1997).
Fraktur vertebra
adalah terputusnya discus invertebralis yang berdekatan danberbagai tingkat
perpindahan fragmen tulang (Theodore, 1993).
B. Etiologi
Fraktur vertebra, khususnya vertebra servikalis dapat disebabkan oleh
trauma hiperekstensi, hiperfleksi, ekstensi rotasi, fleksi rotasi, atau
kompresi servikalis.Fraktur vertebra thorakal bagian atas dan tengah jarang
terjadi, kecuali bila trauma berat atau ada osteoporosis.Karena kanalis spinal
di daerah ini sempit, maka sering disertai gejala neurologis.Mekanisme trauma
biasanya bersifat kompresi atau trauma langsung.Pada kompresi terjadi fraktur
kompresi vertebra, tampak korpus vertebra berbentuk baji pada foto lateral.Pada
trauma langsung dapat timbul fraktur pada elemen posterior vertebra, korpus
vertebra dan iga di dekatnya.
Fraktur dapat
disebabkan oleh berbagai hal, yaitu :
1)
Kecelakaan
Kebanyakan fraktur
terjadi karena kecelakaan lalu lintas
2) Cidera
olah raga
Saat melakukan oleh
raga yang berat tanpa pemanasan sehingga terjadi cidera olah raga yang
menyebabkan fraktur
3) Osteoporosis
Lebih sering terjadi
pada wanita usia di atas 45 tahun karena terjadi perubahan hormon menopause
4) 4
Malnutrisi
Pada orang yang
malnutrisi terjadi defsit kalsium pada tulang sehingga tulang rapuh dan sangat
beresiko sekali terjadi fraktur
5) 5
Kecelekaan
Kecerobohan di tempat
kerja biasa terjadi, yang dapat menyebabkan fraktur.
(Reeves, 2000)
C. Patofisiologi
Fraktur tulang
belakang dapat terjadi di sepanjang kolumna bertebra tetapi lebih sering
terjadi di daerah servikal bagian bawah dan di daerah lumbal bagian atas. Pada
dislokasi akan tampak bahwa kanalis vertebralis di daerah dislokasi tersebut
menjadi sempit, keadaan ini akan menimbulkan penekanan atau kompresi pada
medulla spinalis atau rediks saraf spinalis.
Dengan adanya
penekanan atau kompresi yang berlangsung lama mengakibatkan jaringan terputus
akibatnya daerah sekitar fraktur mengalami oedema / hematoma.Kompresi akibatnya
sering menyebabkan iskemia otot.Gejala dan tanda yang menyertai peningkatan
tekanan “compartmental” mencakup nyeri, kehilangan sensasi dan
paralisis.Hilangnya tonjolan tulang yang normal, pemendekan atau pemanjangan
tulang dan kedudukan yang khas untuk dislokasi tertentu menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk (deformitas).Imobilisasi membentuk terapi awal pasien
fraktur.Imobilisasi harus dicapai sebelum pasien ditransfer dan bila mungkin,
bidai harus dijulurkan paling kurang satu sendi di atas dan di bawah tempat
fraktur, dengan imobilisasi mengakibatkan sirkulasi darah menurun sehingga
terjadi perubahan perfusi jaringan primer. (Markam, Soemarmo, 1992; Sabiston,
1995; Mansjoer, 2000)
E. Manifestasi
Klinik
1) Nyeri
terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi
2) Deformitas
adalah pergeseran fragmen pada fraktur
3) Terjadi
pemendekan tulang akibat kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat
fraktur
4) Krepitus
adalah derik tulang yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang
lainnya
5) Pembengkakan
dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan
perubahan yang mengikuti fraktur.
(Smeltzer, S, 2001)
F. Komplikasi
1) Infeksi
2) Syok
hipovolemik atau traumatic
3) Sindrom
emboli lemak
4) Sindrom
kompartemen
5) Koagulasi
intravaskuler diseminata (KID)
(Smeltzer, S, 2001)
G. Pemeriksaan
Penunjang
1) Foto
Rontgen Spinal, yang memperlihatkan adanya perubahan degeneratif pada tulang
belakang, atau tulang intervetebralis atau mengesampingkan kecurigaan patologis
lain seperti tumor, osteomielitis.
2) Elektromiografi,
untuk melokalisasi lesi pada tingkat akar syaraf spinal utama yang terkena.
3) Venogram
Epidural, yang dapat dilakukan di mana keakuratan dan miogram terbatas.
4) Fungsi
Lumbal, yang dapat mengkesampingkan kondisi yang berhubungan, infeksi adanya
darah.
5) Tanda
Le Seque (tes dengan mengangkat kaki lurus ke atas) untuk mendukung diagnosa
awal dari herniasi discus intervertebralis ketika muncul nyeri pada kaki
posterior.
6) CT
- Scan yang dapat menunjukkan kanal spinal yang mengecil, adanya protrusi
discus intervetebralis.
7) MRI,
termasuk pemeriksaan non invasif yang dapat menunjukkan adanya perubahan tulang
dan jaringan lunak dan dapat memperkuat adanya herniasi discus.
8) Mielogram,
hasilnya mungkin normal atau memperlihatkan “penyempitan” dari ruang discus,
menentukan lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kasus ini adalah tirah baring total disertai dengan
fisioterapi.
I. Diagnosa
Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1) Hambatan
mobilitas fisik b.d ganggun musculoskeletal
NOC:
Menunjukkan tingkat
mobilitas, ditandai dengan indikator berikut (ketergantungan(tidak
berpartisipasi), membutuhkan bantuan orang lain dan alat, membutuhkan bantuan orang
lain, mandiri dengan pertolongan alat bantu, atau mandiri penuh)
Tujuan/Kriteria
Hasil:
Pasien akan meminta
bantuan untuk aktivitas mobilisasi, jika diperlukan
NIC:
Terapi aktivitas,
ambulasi : meningkatkan dan membantu berjalan untuk mempertahankan atau
memperbaiki fungsi tubuh volunter dan autonom selama perawatan serta pemulihan
dari sakit atau cedera
Perubahan posisi :
memindahkan pasien atau bagian tubuh untuk memberikan kenyamanan, menurunkan
risiko kerusakan kulit, mendukung integritas kulit, dan meningkatkan
penyembuhan
Aktivitas
Keperawatan:
-
Ajarkan dan bantu pasien
dalam proses perpindahan
Rasional : Dengan
mengajarkan hal itu pasien akan meningkat kesembuhannya
-
Berikan penguatan positif
selama aktivitas
Rasional : Dengan
penguatan positif pasien akan lebih mempunyai dorongan untuk beraktivitas
-
Ajarkan pasien bagaimana
menggunakan postur dan mekanika tubuh yang benar saat melakukan aktivitas
Rasional : Dengan
mengajarkan hal itu dapat menambah pengetahuan pasien tentang perpindahan yang
benar
-
Kaji kebutuhan pasien akan
pendidikan kesehatan
Rasional : Dengan
pengkajian itu dapat mengetahui
kemampuan pasien tentang kesehatan
-
Awasi seluruh kegiatan
mobilisasi dan bantu pasien, jika diperlukan
Rasional : Agar tidak
terjadi cedera pada pasien
-
Berikan analgesik sebelum
memulai aktivitas
Rasional : Mengurangi
nyeri yang bisa terjadi selama pasien beraktivitas
-
Dukung pasien/keluarga untuk
memandang keterbatasan dengan realistis
Rasional : Dengan
dukungan itu pasien/keluarga akan menerima dengan ikhlas
-
Letakkan tempat tidur
terapeutik yang benar
Rasional : hal yang
mendukung mobilisasi pasien
-
Dukung latihan ROM aktif
Rasional : dengan
latihan itu mempercepat kesembuhan pasien khususnya dalam pergerakan sendi
-
Ubah posisi pasien yang
imobilisasi minimal 2 jam, berdasarkan jadwal spesifik
Rasional : membuat
pasien nyaman dengan perubahan posisi
2) Nyeri
akut/kronis b.d agen cidera: fisik
NOC:
- Tingkat
kenyamanan perasaan senang secara fisik & psikologis
- Prilaku
mengendalikan nyeri
- Nyeri:
efek merusak terhadap emosi dan prilaku yang diamati
- Tingkat
nyeri: jumlah nyeri yang dilaporkan
Kriteria evaluasi:
- Menunjukkan
nyeri efek merusak dengan skala 1-5: ekstrim, berat, sedang, ringan, atau tidak
ada
- Menunjukkan
teknik relaksasi secara individu yang efektif
- Mengenali
factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri.
NIC:
- Pemberian
analgesik
- Sedasi
sadar
- Penatalaksanaan
nyeri
- Bantuan
Analgesika yang Dikendalikan oleh Pasien
Aktivitas
keperawatan:
- Minta
pasien untuk menilai nyeri/ketidak nyamanan pada skala 0 sampai 10
- Lakukan
pengkajian nyeri yang komprehensif
- Observasi
isyarat ketidak nyamanan nonverbal
3) Gangguan
identitas personal b.d perubahan peran social
NOC:
Gangguan identitas
personal berkurang
Tujuan/Kriteria Hasil:
- Pasien
akan mengaku terhadap perubahan aktual pada penampilan tubuh
- Pasien
akan memelihara hubungan sosial yang dekat dan hubungan personal
NIC:
Pencapaian Citra
Tubuh : peningkatan kesadaran pasien dan ketidaksadaran persepsi dan tingkah
laku terhadap tubuh pasien
Aktivitas
Keperawatan:
- Kaji
dan dokumentasikan respon verbal dan non verbal pasien tentang tubuh pasien
Rasional : Dengan
mengkaji dapat mengetahui respon yang dirasakan pasien
- Tentukan
apakah perubahan fisik saat ini telah dikaitkan ke dalam citra tubuh pasien
Rasional : Dengan
menentukan hal itu dapat mengetahui perubahan apa yang terjadi pada pasien
- Identifikasi
budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia dari orang penting bagi pasien
menyangkut citra tubuh
Rasional : Dengan
identifikasi dapat mengetahui apa yang dirasakan pasien
- Pantau
frekuensi pernyataan yang mengkritik diri
Rasional : mengetahui
seberapa besar pasien menghargai dirinya
- Beri
dorongan kepada pasien/keluarga untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan
kekuatan personal dan pengakuan keterbatasan
Rasional : Akan
membantu pasien/keluarga mengidentifikasi mekanisme yang terjadi
- Berikan
perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, pelihara privasi dan martabat
pasien
Rasional : Dengan
cara itu pasien akan merasa terjaga privasinya
- Tentukan
harapan pasien tentang gambaran tubuh berdasarkan tahap perkembangan
Rasional : Dengan
tahu harapan pasien akan dapat mengetahui apa yang diinginkan pasien
- Dengarkan
pasien/keluarga secara aktif dan akui realitas adanya perhatian terhadap
perawatan, kemajuan, dan prognosis
Rasional : Dengan
menjadi pendengar yang baik dapat membina trust
4) Ansietas
b.d perubahan dalam: status kesehatan
NOC:
Kontrol Agresi:
Kemampuan untuk menahan perilaku kekerasan, kekacauan, atau perilaku destruktif
pada orang lain.
Kontrol Ansietas:
Kemampuan untuk menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir dan tegang dari
suatu sumber yang tidak dapat diidentifikasi.
Koping: Tindakan
untuk mengatasi stressor yang membebani sumber-sumber individu.
Kontrol Impuls: Kemampuan
untuk menahan diri dari perilaku kompulsif atau impulsive.
Penahanan Mutilasi
Diri: Kemampuan untuk berhenti dari tindakan yang mengakibatkan cedera diri
sendiri (non-letal) yang tidak diperhatikan.
Keterampilan
Interaksi Sosial: Penggunaan diri untuk melakukan interaksi yang efektif.
Tuuan/Kriteria Hasil:
-
Ansietas berkurang
-
Menunjukkan Kontrol Ansietas
NIC:
Pengurangan Ansietas:
Minimalkan kekhawatiran, ketakutan, berprasangka atau rasa gelisah yang
dikaitkan dengan sumber bahaya yang tidak dapat diidentifikasi dari bahaya yang
dapat diantisipasi.
Aktivitas
Keperawatan:
-
Kaji dan dokumentasikan
tingkat kecemasan pasien secara berkala
-
Menentukan kemampuan
pengambilan keputusan pada pasien.
-
Aktivitas Kolaboratif:
Berikan pengobatan untuk mengurangi ansietas, sesuai dengan kebutuhan
5) Difisiensi
pengetahuan b.d keterbatasan kognitif
NOC:
Pengetahuan:
Pengendalian infeksi : tingkat pemahaman pada apa yang disampaikan.
Tujuan/Kriterioa
Hasil:
-
Menunjukkan pengetahuan:
Pengendalian Infeksi: dibuktikan dengan indicator 1-5: tidak ada, terbatas,
cukup, banyak, atau luas.
-
Mengidentifikasi keperluan
untuk penambahan informasi menurut penanganan yang dianjurkan.
NIC:
Panduan Sistem
Kesehatan: memfasilitasi daerah pasien dan penggunaan layanan kesehatan yang
tepat.
Pengajaran, Proses
Penyakit: Membantu pasien dalam memahami informasi yang berhubungan dengan
proses timbulnya penyakit secara khusus.
Pengajaran, Individu:
Perencanaan, implementasi, dan evaluasi penyusunan program pengajaran yang
dirancang uuntuk kebutuhan khusus pasien.
Aktivitas
Keperawatan:
-
Tentukan kebutuhan
pengajaran pasien
-
Lakukan penilaian tingkat
pengetahuan pasien dan pahami isinya
-
Tentukan kemampuan pasien
untuk mempelajari informasi khusus
-
Berinteraksi kepada pasien
dengan cara yang tidak menghakimi untuk memfasilitasi pengajaran
6) Intoleran
aktivitas b.d imobilitas
NOC:
klien
mentoleransikan aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan daya
tahan penghimatan energi, dan perawatan diri,
kritria
evaluasi:
-
mengedentivikasikan
aktivitas/situasi yang menimbulkan kecemasan
-
mengungkap secara verbal
pemahaman tentang kebutuhan oksigen,pengubatan dan perawatan yang dapat
meningkatkan aktivitas
-
menampilkan aktivitas
kehehidupan sehari-hari(AKS)&beberapa
bantuan
NIC:
- Terapi Aktivitas
- Pengelolaan energi
Aktivitas
keperawatan:
-
Kaji respon,sosial dan
spritual terhadap aktivitas
-
Tentukan penyebab
keletihan
-
pantau pola istirahat
klien dan lamanya waktu tidur
-
Kaloborasikan dengan
ahli okupasi,fisik atau rekreasi untuk merencenakan dan memantau
aktivitas,sesuai dengan kebutuhan.
7) Defisit
perawatan diri
NOC:
Perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari: kemampuan
untuk melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan pribadi
Personal hygiene : kemampuan untuk mempertahankan hygnie
dirinya
Tujuan/Kriteria Hasil:
-
Menerima bantuan / perawatan total dari pemberi perawatan
-
Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan
tubuh dan hygine mulut.
-
Mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk kekamar
mandi menyediakan perlengkapan mandi
NIC:
Mandi :membersihkan tubuh berguna untuk relaksasi,
kebersihan dan penyembuhan
Bantuan perawatan diri, mandi/hygine : membantu pasien
untk memenuhi hygine pribadi
Aktivitas Keperawatan
-
Kaji kemampuan untuk menggunakan
alat bantu
R: pasien dapat ber mobilitas
-
Kaji kondisi kulit saat mandi
R: agar pasien terlihat segar
-
Ajarkan pasien/ keluarga penggunaan metode alternatif untuk mandi dan
hygine mulut
R: dibantu keluarga/ perawat utk memandikan/ diseka
-
Libatkan keluarga dalam penentuan rencana
R : agar keluarga
tetap memperhatihan hygine pasien
8) Risiko
infeksi
NOC:
Status imun:
Keadekuatan alami yang didapat dan secara tepat ditujukan untuk menahan
antigen-antigen internal maupun eksternal.
Pengetahuan: Pengendalian
Infeksi: tingkat pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi.
Pengendalian resiko:
tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan akual, pribadi,
serta dapat dimodifikasi.
Deteksi Resiko:
indakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi ancaman kesehatan seseorang.
Tujuan/Kriteria
Evaluasi:
-
Fakto resiko infeksi akan
hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun pasien.
-
Pasien menunjukkan
Pengendalian Risiko.
NIC:
Pemberian
Imunisasi/Vaksinasi: Pemberian imunisasi untuk mencegah penyakit menuar.
Pengendalian Infeksi:
Meminimalkan penularan agen infeksius.
Perlindungan terhadap
Infeksi: Mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien yang berisiko.
Aktivitas
Keperawatan:
-
Pantau tanda gejala infeksi
-
Kaji factor yang
meningkatkan serangan infeksi
-
Patau hasil laboratorium
-
Amati penampilan praktik
hygiene pribadi untuk perlindungan terhadap infeksi
-
Aktivitas Kolaboratif:
Berikan terapi antibiotic, bila diperlukan
CATATAN : NOC - TUJUAN KEPERAWATAN
NIC - INTERVENSI KEPERAWATAN
Daftar Pustaka
Herdman,
Heather T. 2010. Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.Jakarta : EGC. Allih bahasa: Made
Sumarwati, Dwi Widiarti, Etsu Tiar.
Wilkinson, M. Judith. 2007. Buku
Saku Diagnosis Keperawatan edisi 7. Jakarta :EGC.