BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sindrom
down merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada
manusia. Angka kejadian pada tahun 1994 mencapai 1.0 - 1.2 per 1000 kelahiran
dan pada 20 tahun yang laludilaporkan 1,6 per 1000 kelahiran. Kebanyakan anak
dengan sindrom down dilahirkan oleh wanita yang berusia datas 35 tahun. Sindrom
down dapat terjadi pada semua ras. Dikatakan angka kejadian pada orang kulit
putih lebih tinggi dari orang hitam (Soetjiningsih). Sumber lain mengatakan
bahwa angka kejadian 1,5 per 1000 kelahiran, ditemukan pada semua suku dan ras,
terdapat pada penderita retardasi mental sekitar 10 %, secara statistik lebih banyak
di lahirkan oleh ibu yang berusia lebih dari 30 tahun, prematur dan pada ibu
yang usianya terlalu muda (Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI).
Kejadian
sindrom Down dianggarkan pada 1 setiap 800 hingga 1 setiap 1000 kelahiran. Pada
2006, Pusat Kawalan Penyakit (Center for Disease Control) menganggarkan kadar
sehingga 1 setiap 733 kelahiran hidup di Amerika Sarikat. Sekitar 95% dari
penyebab sindrom down adalah kromosom 21. Sindrom Down berlaku dikalangan semua
ethnik dan semua golongan tahap ekonomi. memberi kesan kepada risiko kehamilan
bayi dengan sindrom Down. Pada ibu berusia antara 20 hingga 24, risikonya
adalah 1/1490; pada usia 40 risikonya adalah 1/60, dan pada usia 49 risikonya
adalah 1/11. Sungguhpun risiko meningkat dengan usia ibu, 80% kanak-kanak
dengan sindrom Down dilahirkan pada wanita bawah usia 35, menunjukkan kesuburan
keseluruhan kumpulan usia tersebut. Selain usia ibu, tiada faktor risiko lain
diketahui (wikipedia melayu).
- TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan Umum
o
Diharapkan kepada mahasiswa/I
agar mengetahui apa saja masalah-masalah anak dengan down sindrom
2.
Tujuan Khusus
o
Diharapkan
mahasiswa memahami dan mengerti tentang ciri-ciri penyakit ini, selain itu
mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan anak dengan down sindrom
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A . Definisi dan Pengertian
Down syndrome adalah cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya
kelainan kromosom autosomal, yaitu kelebihan kromosom X. Sindrom ini
juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom yang normal tergantikan oleh
kromosom abnormal.
B. Etiologi
1.
Genetik
Diperkirakan
terdapat predisposisi genetik terhadap Non Disjunctional (translokasi
kromosom 21 dan 15). Bukti yang mendukung teori ini adalah berdasarkan atas
hasil penelitian epidemologi yang menyatakan adanya peningkatan resiko ulang
bila di dalam keluarga terdapat anak dengan Down syndrome
2.
Radiasi
Radiasi menjadi salah satu penyebab
terjadinya Non Disjunctional pada Down syndrome. Uchida (1981)
menyatakan bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan anak dengan Down syndrome
pernah mengalami radiasi pada daerah perut sebelum terjadinya konsepsi
- Infeksi
Infeksi juga dikatakan menjadi salah
satu penyebab terjadinya Down syndrome, tetapi belum ada penelitian yang dapat
memastikannya
- Auto Imun
Autoimun juga dipekirakan sebagai
salah satu penyebab Down syndrome, terutama autoimun tyroid
- Usia Ibu
Apabila usia ibu diatas 35 tahun
ketika terjadi konsepsi, diperkirakan terdapat perubahan hormonal tubuh yang
nantinya dapat menyebabkan Non Disjunctional pada kromosom, misalnya
adanya peningkatan sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron,
menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon
dan peningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause
- Usia Ayah
Down syndrome dilaporkan bahwa
sekitar 20%- 30% dari prosentase total disebabkan oleh adanya pengaruh dari
usia ayah, tetapi korelasinya tidak setinggi usia ibu.
C. Patofisiologi
Temuan kasus Down syndrome yang pasti belum
diketahui penyebabnya. Fakta menunjukkan bahwa kelebihan kromosom menyebabkan
perubahan dalam proses normal yang mengatur embrionesis. Riset
membuktikan bahwa kromosom 21 berperan dalam membentuk raut wajah. Hal ini
berhubungan denga beberapa RM dan beberapa kelainan multi sistem seperti
kerusakan hati bawaan, kerusakan penglihatan dan pendengaran, Nasopharingeal
dan ketidaknormalan Gastro Intestinal seperti Atrioventrikuler canal,
Impertorate anus dan Tracheoesophageal fistula. Akhirnya kelebihan kromosom
juga mengubah neurotransmiter dalam sistem kolinergik, mengakibatkan penuaan
dini dan penyakit Alzheimer’s Disease.
Meskipun penyebab yang spesifik belum
diketahui, kehamilan yang terlambat (terjadi konsepsi ketika ibu sudah berusia
35 tahun keatas) juga menjadi faktor predisposisi. Usia ayah juga memberikan
andil, tetapi tidak sekuat pengaruh dari faktor kehamilan ibu.
D. Tanda dan Gejala
Anak dengan kelainan Down syndrome memiliki ciri ciri :
1. Pada saat lahir terdapat kelemahan otot
dan hipotonia
- Bentuk tulang asimetris
- Bagian belakang kepala mendatar
- Lesi pada iris
- Kepala lebih kecil dari pada ukuran normal
- Hidung datar, lidah menjulur, mata sipit, dan terdapat lipatan kulit yang berbentuk bundar pada sudut mata sebelah dalam
- Tangan pendek dan lebar dengan jari tangan yang memiliki satu garis tangan pada telapak
- Jari kelingking terdiri dari dua segmen yang melengkung ke dalam
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
- Keterbelakangan mental
- Pada
bayi ditemukan kelainan jantung bawaan dan kelainan saluran pencernaan
seperti atresia deudenum.
E. Faktor Resiko
Yang
mendasari kelainan trisomi 21 pada kromosom masih menjadi tanda tanya, tetapi
para ahli mendapatkan bahwa faktor usia pada saat hamil merupakan faktor resiko
yang bermakna. Wanita yang hamil pada
usia 35 ke atas merupakan golongan yang memiliki faktor resiko yang lebih
tinggi.
Wanita
yang sedang hamil dan berusia lebih dari 35 tahun mempunyai kemungkinan 1/ 350
untuk mepunyai anak yang akan menderita kelainan Down syndrome dan wanita yang
berusia lebih dari 40 tahun mempunyai kemungkinan 1/ 100 untuk mempunyai anak
dengan kelainan Down syndrome.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1
Diagnosa
prenatal dengan tes DNA dan analisa corionic villi
2
Pengujian
fisik dari karakter Down syndrome yang menonjol
3
Tes dignostik terutuma pada
jantung dan gastro intestinal untuk
mendeteksi ketidak normalan.
G. Penatalaksanaan
Penanganan gejala spesifik digunakan
karena tidak ada obat untuk kelainan ini. Penatalaksanaan difokuskan pada
pengaturan suhu, pemberian makanan, memonitor jantung, gastro intestinal dan
kelainan wajah yang dapat dikoreksi.
1.
Penanganan secara medis
a.
Pendengarannya : sekitar 70-80
% anak syndrom down terdapat gangguan pendengaran dilakukan tes pendengaran
oleh THT sejak dini.
b.
Penyakit jantung bawaan
c. Penglihatan : perlu evaluasi sejak dini.
d. Nutrisi : akan terjadi gangguan
pertumbuhan pada masa bayi / prasekolah.
e. Kelainan tulang : dislokasi patela,
subluksasio pangkal paha / ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan terakhir
ini sampai menimbulkan medula spinalis atau bila anak memegang kepalanya dalam
posisi seperti tortikolit, maka perlu pemeriksaan radiologis untuk memeriksa
spina servikalis dan diperlukan konsultasi neurolugis.
2.
Pendidikan
a.
Intervensi dini
Program ini dapat dipakai sebagai
pedoman bagi orang tua untuk memberi lingkunga yang memeadai bagi anak dengan
syndrom down, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk
agar anak mampu berbahasa. Selain itu agar ankak mampu mandiri sperti
berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi,yang akan memberi anak kesempatan.
b.
Taman bermain
Misal dengan peningkatan ketrampilan
motorik kasar dan halus melalui bermain dengan temannya, karena anak dapat
melakukan interaksi sosial dengan temannya.
c.
Pendidikan khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan tentang
identitas personal, harga diri dan kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan
fisik, akademis dan dan kemampuan
sosial, bekerja dengan baik dan menjali hubungan baik.
3.
Penyuluhan pada orang tua
H. Pengkajian.
1.
Selama masa neonatal yang perlu
dikaji :
a.
Stabilisasi suhu
b.
Kesulitan pemberian makanan
c.
Penyesuaian orang tua terhadap
diagnosis
d.
Adanya kelainan yang
berhubungan dengan sistem jantung, pernafasan dan sistem gastro intestinal
e.
Kemampuan orang tua untuk
merawat bayi baru lahir.
- Pengkajian kemampuan kognitif dan perkembangan mental anak dengan menggunakan standart usia
- Tes pendengaran dan penglihatan
- Pengkajian terhadap kemampuan anak untuk berkomunikasi
- Pengkajian terhadap kemampuan motorik
- Penyesuaian keluarga terhadap diagnosis dan kemajuan perkembangan mental anak.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Secara umum
masalah yang dapat ditemukan pada penderita kelainan Down Syndrome :
a.
Perubahan termoregulasi
berhubungan dengan hipotonik otot dan postur tubuh yang melebar
b.
Perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan kesulitan pemberian makan karena lidah yang
menjulur dan langit langit/ palatum yang tinggi
c.
Tidak efektinya koping keluarga
berhubungan dengan besarnya tekanan emosional dan finansial untuk merawat anak
dengan kelainan secara kognitif, kondisi kronis, dan kesedihan karena
kehilangan anak “sempurna“
d.
Defisit pengetahuan (orang tua)
berhubungan dengan perawatan neonatus atau infant dirumah.
2. Spesifik untuk RM :
a.
Resiko terhadap cedera berhubungan dengan
ketidakmampuan mengantispasi bahaya
b.
Perubahan tumbuh kembang berhubungan
dengan kemampuan menelan yang lemah dan fungsi kognitif yang tidak normal
c.
Perubahan perawatan berhubungan dengan
anak dengan retardasi mental Interaksi sosial yang lemah berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk menciptakan dan membina hubungan sosial
J. Intervensi Keperawatan
1.
Anak akan menjaga suhu tubuh
WNL dan tidak akan mengalami pernafasan yang membahayakan yang berhubungan
dengan hipotermi
2.
Anak akan mengkonsumsi nutrisi
yang memadai yang ditunjukkan oleh berat WNL dan hidrasi yang memadai.
3. Keluarga turut berperan dalam perawatan
anak, sikap yang santai dan kemampuan untuk mendiskusikan rencana realistik
untuk masa depan
4. Keluarga mengerti kebutuhan-kebutuhan bayi
dengan down syndrom dan mendemonstrasikan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
itu.
K. Implementasi
1.
Menyediakan pengaturan suhu
yang memadai
a. Memonitor suhu tubuh tiap 6 jam
pertama setelah kelahiran dan sesudahnya 4 jam sekali
b. Menempatkan bayi yang baru lahir
dalam pemanas sampai suhu tubuh mencapai 360 0C
c. Membungkus bayi dengan selimut yang
hangat dan menempatkan dalam posisi menyamping
d.
Memonitor pertambahan angka
respirasi, trauma dingin, dan lain-lainnya.
2. Menyediakan nutrisi yang
memadai
a.
Menilai kemampuan anak untuk
menelan
b.
Mengubah kelembutan puting susu
yang diperlukan untuk menelan
c.
Mendudukkan bayi dengan tegak
dipangkuan saat memberi makan
d.
Memonitor adanya kemungkinan
tercekik pada saat pemberian makan dan sendawa
e.
Tidurkan miring setelah
pemberian makan
f.
Menginstruksikan kepada orang
tua tentang teknik memberi makan yang baik.
3. Menguatkan
ikatan orang tua dan anak
a.
Mendorong orang tua untuk
mengungkapkan perasaan rasa takut dan perhatian
b. Menilai pengertian orang tua
terhadap kondisi anak
c. Menjadi pendengar yang aktif, mendorong
orang tua untuk bertanya lalu menjawab sesuai dengan kemampuan dan pemahaman
d. Mendorong partisipasi aktif orang
tua dalam perawatan anak semasa di rumah sakit dan memberikan dukungan bantuan
yang positif
e.
Memberikan penerimaan
masyarakat secara layak
f.
Meningkatkan pengertian orang
tua terhadap kebutuhan anak.
L. Evaluasi
A.
Anak mendapat nutrisi yang
cukup / adekuat
B.
Pendengaran dan penglihatan
anak dapat terdeteksi sejak dini dan dapat dievaluasi secara rutin
C.
Keluarga turut serta aktif
dalam perawatan anak syndrom down dengan baik
D.
Anak mampu bersosialisasi dan
berinteraksi dengan baik sehingga anak dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
o
Kejadian
sindrom Down dianggarkan pada 1 setiap 800 hingga 1 setiap 1000 kelahiran. Pada
2006, Pusat Kawalan Penyakit (Center for Disease Control) menganggarkan kadar
sehingga 1 setiap 733 kelahiran hidup di Amerika Sarikat. Sekitar 95% dari
penyebab sindrom down adalah kromosom 21. Sindrom Down berlaku dikalangan semua
ethnik dan semua golongan tahap ekonomi. memberi kesan kepada risiko kehamilan
bayi dengan sindrom Down. Pada ibu berusia antara 20 hingga 24, risikonya
adalah 1/1490; pada usia 40 risikonya adalah 1/60, dan pada usia 49 risikonya
adalah 1/11. Sungguhpun risiko meningkat dengan usia ibu, 80% kanak-kanak
dengan sindrom Down dilahirkan pada wanita bawah usia 35, menunjukkan kesuburan
keseluruhan kumpulan usia tersebut. Selain usia ibu, tiada faktor risiko lain
diketahui (wikipedia melayu).
o
Down syndrome adalah cacat
bawaan yang disebabkan oleh adanya kelainan kromosom autosomal, yaitu kelebihan
kromosom X. Sindrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21kromosom yang normal tergantikan oleh kromosom abnormal
B.
SARAN
Dalam
melakukan perawatan pada anak dengan syndrome down, seorang perawat harus mempu
mengajak keluarga untuk aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan keperawatan.
Hal ini ditujukan untuk memberikan pendidikan kepada keluarga karena setelah
keluar dari rumah sakit maka keluargalah yang dituntut untuk bisa melakukan
perawatan home care
No comments :
Post a Comment