TINJAUAN TEORITIS
COMBUSTIO
A. PENGERTIAN
Combustio
adalah luka yang terjdi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas ( api, air panas, listrik ) atau zat yang bersifat membakar
( asam kuat asam basa).
B. ETIOLOGI
Combustio disebabkan
oleh 3 golongan yaitu :
1.Panas ( thermis ) misalnya :
a.
Api e. Pasir
b.
Air panas f. Aliran listrik
c.
Minyak panas g. Suhu yang tinggi
d.
Logam panas
2.Zat kimia ( Chemist ) misalnya :
a.
Lisol e. Prostek
b.
Alkohol f. Zat phosper
c.
Kreolin g. Pepsida
d.
Nitrat argentin h. Asam kuat
3.Sinar ( Radiasi ) misalnya :
a.
Sinar matahari
b.
Sinar laser
c.
Sinar X ( Rontgen )
C. PATHOFISIOLOGI
Akibat
yang terlihat pada individu yang mengalami luka bakar merupakan hasil dari
penyebab efek panas itu sendiri terhadap kulit, efek dari panas terhadap elemen
darah atau pembuluh darah serta kelainan metabolik yang terjadi secara umum.
Efek
terhadap kulit adalah merusak lapisan kulit sehingga mudah terjadi infeksi
menyebabkan panas dan cairan tubuh yang hilang bertambah banyak.
Efek
terhadap pembuluh darah adalah berupa permeabilitas kapiler yang meningkat
sehingga cairan dan protein merembes menyebabkan hipovolemi dan syok. Fase syok
sering terjadi dalam 24 jam pertama.
D. GAMBARAN KLINIK
Untuk mengetahui
gambaran klinik tentang Combustio maka perlu mempelajari :
1.
Luas luka bakar
Luas luka bakar dapat
ditentukan dengan cara “ Role of nine “ yaitu dengan tubuh dianggap 9 % yang
terjadi antara :
a.
Kepala dan leher : 9 %
b.
Dada dan perut :
18 %
c.
Punggung hingga pantat :
18 %
d.
Anggota gerak atas masing-masing : 9 %
e.
Anggota gerak bawah masing-masing : 18 %
f.
Perineum : 9 %
2.
Derajat luka bakar
Untuk derajat luka bakar
dibagi menjadi 4, yaitu :
a.
Grade I
-
Jaringan yang rusak hanya epidermis.
-
Klinis ada nyeri, warna kemerahan, kulit kering.
-
Tes jarum ada hiperalgesia.
-
Lama sembuh + 7 hari.
-
Hasil kulit menjadi normal.
b.
Grade II
Grade II a
-
Jaringan yang rusak sebagian dermis, folikel, rambut, dan
kelenjar keringat utuh.
-
Rasa nyeri warna merah pada lesi.
-
Adanya cairan pada bula.
-
Waktu sembuh + 7 - 14 hari.
Grade II b
-
Jaringan yang rusak sampai dermis, hanya kelenjar keringan
yang utuh.
-
Eritema, kadang ada sikatrik.
-
Waktu sembuh + 14 – 21 hari.
c.
Grade III
-
Jaringan yang rusak seluruh epidermis dan dermis.
-
Kulit kering, kaku, terlihat gosong.
-
Terasa nyeri karena ujung saraf rusak.
-
Waktu sembuh lebih dari 21 hari.
d.
Grade IV
Luka bakar yang mengenai
otot bahkan tulang.
3.
Pengelolaan luka bakar
a. Luka bakar ringan
-
Luka bakar grade I dan II luasnya kurang 15 % pada orang
dewasa.
-
Luka bakar grade I dan II luasnya kurang 10 % pada anak
-
Luka bakar grade III luasnya kurang 2 %
b. Luka bakar sedang
-
Luka bakar grade II luasnya
15 – 25 % pada orang dewasa
-
Luka bakar grade II luasnya
10 – 20 % pada anak
-
Luka bakar grade II luasnya kurang 10 %
c. Luka bakar berat
-
Luka bakar grade II luasnya lebih dari 25 % pada orang
dewasa
-
Luka bakar grade II luasnya lebih dari 20 % pada anak
-
Luka bakar grade III luasnya lebih dari 10 %
-
Luka bakar grade IV mengenai tangan, wajah, mata, telinga,
kulit, genetalia serta persendian ketiak, semua penderita dengan inhalasi luka
bakar dengan konplikasi berat dan menderita DM.
E. KOMPLIKASI
Combustio dapat
menyebabkan masalah atau komplikasi pada pasien antara lain :
1.
Curling Ulcer
Curling
Ulcer ( Tukak Curling ) merupakan komplikasi yang muncul pada hari ke 5 – 10,
terjadi ulkur pada duodenum atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis,
antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga
berat.
2.
Infeksi
Infeksi
merupakan masalah utama, bila infeksi berat maka penderita dapat mengalami
sepsis antibiotik dengan spektrum luas perlu diberikan.
3.
Gangguan jalan nafas
Paling
muncul dini pada hari pertama, terjadi karena lnhalasi aspirasi, oedema
paru-paru infeksi, penanganan dengan cara membersihkan jalan nafas, memberikan
oksigen traceostomi, pemberian kortikosteroid dosisi tinggi dan antobiotik.
4.
Konvulsi
Ini adalah
komplikasi yang paling unik karena sering terjadi pada anak-anak. Konvulsi
disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi obat-obatan (
Aminopillin, Dipenhidramin ) dan 33 % oleh sebab tidak diketahui.
Komplikasi luka bakar
lain adalah timbulnya kontraktur gangguan kosmotik.
F. PATHWAYS
Combustio
Kerusakan pembuluh darah
Kerusakan kulit dan saraf
Permeabilitas kapiler Resiko
tinggi Nyeri panas Volume cairan
meningkat infeksi hilang berlebihan
Cairan dan protein Kekakuan
sendi Gangguan Dehidrasi Kerusakan ginjal
merembes
keluar aktivitas
Kejang Syok
hipovolemik Gangguan Oedema
Aktivitas
Produksi urin
Gangguan
nutrisi berkurang
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1.
Pertolongan pertama
a. Penderita dijauhkan dari
sumber trauma dan bila masih ada api padamkan dengan air dan menutup dengan
kain basah, bila zat kimia maka dianjurkan untuk membilas dengan air mengalir,
untuk listrik harus dilakukan pemutusan aliran listrik.
b. Mengurangi rasa nyeri
dengan cara :
-
Mendinginkan luka
-
Obat-obatan analgetik
-
Memberikan posisi yang benar dengan meletakkan luka yang
lebih tinggi
c. Menjaga jalan nafas
d. Mencegah infeksi
Luka yang terjadi
ditutup dengan kain bersih atau steril.
2.
Tindakan di instalasi gawat darurat
Penderita yang dirawat
dirumah sakit adalah :
a. Luka bakar grade II
kurang dari 2 %
b. Luka mengenai muka,
ekstrimitas dan perineum
c. Luka bakar grade III
lebih dari 2 %
d. Luka bakar pada
anak-anak grade I lebih ari 10 %
e. Luka bakar akibat
listrik tegangan tinggi
f. Luka bakar disertai
trauma jalan nafas
g. Luka bakar dengan
penyakit lain
PENANGANAN PERTAMA LUKA
BAKAR
a.
Pastikan “ Air way dan breathing “ sudah optimal.
b.
Pemberian cairan. Ada beberapa formula :
-
Formula Baxter
Hanya memakai cairan RL
dengan jumlah luas luka bakar X BB (
dalam Kg ) + 4 CC, diberikan ½ : 8 jam pertama dan ½ nya : 16 jam berikutnya, untuk
hari kedua tergantung keadaan.
-
Formula Evans
Cairan yang diberikan
adalah :
a)
Elektrolit dosis : 1 CC X BB Kg X % luka bakar
b)
Koloid dosis : 1 CC X BB X % luka bakar
Dosis 2000 CC dewasa dan 1000 CC untuk anak.
Semua dijumlahkan dan diberikan ½ nya dalam 8 jam pertama dan sisanya 16 jam berikutnya.
Untuk hari kedua tergantung keadaan, elektrolit disini Evans menggunakan Nacl
0,9 %.
-
Formula Brook
a) Elektrolit : ½ CC X BB Kg X % luka bakar ( biasanya RL )
b) Koloid : ½ CC X BB X % luka bakar
c) Dextros : dewasa 2000 CC dan untuk anak 1000 CC
Semua diberikan ½ nya
dalam 8 jam pertama dan sisanya 16 jam
berikutnya.
c.
Pencegahan tetanus dengan pemberian ATS atau toxoid
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T
DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
DI RUANG MELATI RSUD KALISARI KAB. BATANG
I.
PENGKAJIAN
Tanggal pasien masuk :
17 April 2003
Tanggal pengkajian :
20 April 2003 Pukul : 09.35 WIB
1.
Identitas Klien
Nama :
Nn. T
Umur :
24 Tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Agama :
Islam
Suku / Bangsa :
Jawa / Indonesia
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
Status :
Kawin
No. Register :
62614
Diagnosa Medis :
Combustio
Dokter Penanggungjawab :
dr. H. Chamid T, SpB
Bangsal / Kamar No. :
Melati / II
2.
Identitas Penanggungjawab
Nama :
Tn. S
Umur :
28 tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Hub. Dengan pasien :
Suami
Pekerjaan :
Wiraswasta
Pendidikan :
SLTP
Agama :
Islam
Alamat :
Limpung - Batang
II.
PENGKAJIAN 11 POLA FUNGSI
GORDON
1.
Persepsi Tentang Kesehatan dan
Management Kesehatan
a)
Keluhan Utama
Klien datang ke IGD dengan keluhan tubuh terkena api kompor dari
perut ke kepala.
b)
Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut
keterangan klien dan keluarga, klien belum pernah mengalami sakit seperti ini
dan belum pernah diopname di Rumah Sakit.
c)
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang dari IGD keruang Melati pukul 10.00 WIB dengan keluhan
tubuh terkena api kompor dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan
berkurang, lemah, Tekanan darah : 110/70
mmHg, Suhu : 37,30 C , Nadi : 84 kali/menit, Pernafasan : 18
kali/menit.
d)
Riwayat Pengobatan keluarga
bila sakit
Klien
dan keluarga biasa memeriksakan diri ke Puskesmas bila sakit. Anggota keluarga
tidak ada yang mempunyai penyakit menular
e)
Pengobatan yang Sedang Dijalani
Klien
sedang menjalani rawat inap di ruang Melati RSUD Kalisari Kabupaten Batang
dengan diagnosa Combustio.
f)
Allergi
Klien
tidak mempunyai riwayat allergi terhadap obat-obatan maupun makanan.
g)
Preventif Kesehatan Lingkungan
Lingkungan
sekitar klien aman, jauh dari trauma mekanik, elektrik dan termal.
h)
Preventif Gaya Hidup
Klien
tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol.
2.
Nutrisi – Metabolik
a)
Suhu Tubuh
- Keadaan kulit : Lembab
- Temperatur : 37.30
C
b)
Nutrisi
Status Nutrisi
- Karakteristik fisik :
Turgor Baik
- Penampilan umum : KU :
sedang/sedang
Sebelum
sakit Selama
sakit
Kebiasaan makan 3
x sehari 1 porsi 3
x sehari ¼ porsi
Jenis makanan Nasi,
sayur, lauk pauk Sesuai diit
Kebiasaan minum 7
gelas/hari 5
gelas/hari
Jenis minuman Air
putih, teh manis Air putih, teh manis
Makanan pantangan Tidak
ada Tidak
ada
Minuman pantangan Tidak
ada Tidak
ada
Selera makan Baik Kurang
3.
Pola Eliminasi
a)
BAK
Kebiasaan BAK +6
x sehari +4
x sehari
Warna Kuning
jernih Kuning
Kelancaran Baik/lancar Baik/lancar
Faktor yang mempengaruhi BAK klien adalah jenis makanan atau minuman
dan jumlah cairan yang masuk.
b)
BAB
Kebiasaan BAB 1
x sehari 2
x sehari
Konsistensi Lunak Agak keras
Kelancaran Baik Baik
Warna Kuning
tengguli Kuning
kecoklatan
Faktor yang mempengaruhi BAB klien adalah jenis makanan dan
mobolisasi fisik.
4.
Aktivitas dan latihan
a)
Sebelum Sakit
Klien melaksanakan aktivitas dengan baik, baik sebagai istri maupun
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
b)
Selama sakit
Mobilisasi klien selama sakit berkurang kerena klien merasa pusing,
klien hanya tiduran. Sehingga dalam melaksanakan aktivitas dan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dibantu oleh perawat dan keluarga.
c)
Pemeriksaan Fisik
1.
Inspeksi
Muka :
Lesu, terdapat lepuhan luka
Ranbut :
Bersih, hitam tidak rontok
Telinga : Bersih tidak ada om
dan serumen, pendenga
ran baik
Hidung :
Tidak ada polip dan epitaksis
Mata :
Tidak ada ikterik, konjungtiva normal
Dada :
Simetris, gerakan dada normal
Perut :
Terdapat lepuhan luka bakar
Kulit :
Bersih, terdapat luka, turgor jelek
Kuku :
Bersih, pendek
Ekstrimitas Atas :
Baik, terpasang infus sebelah kiri
Ekstrimitas bawah : Baik,
tidak ada odem dan Varises
2.
Palpasi
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Abdomen : Nyeri pada kulit perut
Ekstrimitas :
Hangat, nadi 84 X/menit, irama jelas dan teratur
3.
Perkusi
Dada :
Tidak ada krepitasi
Perut :
Tidak kembung
4.
Auskultasi
Dada :
Bunyi jantung normal
Abdomen :
Peristaltik baik
d)
Pernafasan
1.
Jalan Nafas
Bersih tidak ada sumbatan
2.
Respon Serebral
- Kesadaran : Compos Mentis
- Orientasi ruangan dan fasilitas baik
3.
Sirkulasi dan Pernafasan
- Tekanan darah :
110/70 mmHg
- Pernafasan :
18 X/menit
- Nadi :
84 X/menit
- Suhu tubuh :
37,30 C
5.
Pola Istirahat dan Tidur
Kebiasaan tidur Malam
+ 8 jam Malam
+ 4 jam se-
Siang
hanya istirahat ring
terbangun.
Biasa.
Klien mengatakan tidak bisa tidur dan sering terbangun
Faktor yang mempengaruhi istirahat tidur klien adalah karena nyeri
yang dialaminya dan lingkungan tempat klien dirawat
6.
Pola Persepsi dan konsep diri
a)
Body Image
Klien merasa tubuhnya jelek.
b)
Identitas Diri
Karakter kepribadian klien baik dan tenang.
c)
Harga Diri
Klien berhubungan baik dengan keluarga, petugas kesehatan dan
pengunjung.
7.
Pola Peran Hubungan – Sosial
-
Hubungan antar anggota keluarga
cukup harmonis, begitu juga dengan masyarakat sekitarnya. Banyak tetangga,
saudara klien yang menjenguk dan menunggu secara bergantian.
-
Klien dapat diajak kerjasama
dalam prosedur tindakan perawatan dan pengobatan dengan tim kesehatan.
-
Status dalam keluarga klien
merupakan anak ke dua dari lima bersaudara.
8.
Pola Kognitif – Persepsi
Pola kognitif klien baik, dapat berespon dengan lingkungan sekitar.
9.
Pola Seksual
Klien berjenis kelamin perempuan dan belum pernah mengalami ganguan
dengan alat reprodukasinya.
10.
Pola Koping Toleransi Stres
Klien dalam menghadapi suatu masalah selalu dibicarakan dengan
keluarganya.
11.
Pola nilai Kepercayaan
Klien dan keluarga beragama Islam, klien percaya bahwa penyakitnya
akan segera sembuh.
III.
DATA PENUNJANG
Therapy tanggal 20April 2003
-
Infus NaCl 32 tetes/menit
-
Injeksi Ampicillin 1gr/8 jam
-
Injeksi Cimetidin 1 gr/8 jam
-
Injeksi Orasic 100 gr/12 jam
-
Injeksi Gentamicyn 80 ge/12 jam
IV.
PENGELOMPOKAN DATA
DATA
SUBJEKTIF
|
DATA
OBJEKTIF
|
-
Klien mengatakan sakit bila
bergerak.
-
Klien mengatakan nyeri pada
dearah luka baker.
-
Klien mengatakan cemas
terhadap penyakitnya.
|
-
Luka baker dari perut ke
kepala.
-
Klien menyeringai kesakitan.
-
Oedem pada daerah luka baker.
-
Terpasang infuse NaCl 32
tetes/menit
-
Luka masih basah, terdapat
bula.
|
V.
ANALISA DATA
No.
|
D
A T A
|
P
R O B L E M
|
E
T I O L O G I
|
1.
2.
3.
|
DS : Klien mengatakan sakit bila bergerak.
DO : Odem pada daerah luka bakar ( perut ke kepala
), terpasang infus NaCl 32 tts/mnt.
DS: Klien mengatakan nyeri pada daerah luka bakar.
DO: Klien
menyeringai kesakitan, oedema pada
daerah luka bakar.
DS: Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya.
DO: terdapat luka bakar di daerah perut ke kepala,
luka masih basah, terdapat bula pada luka tersebut.
|
Risiko
kurangnya volume cairan tubuh.
Gangguan rasa
nya man nyeri
Potensial
terjadi infeksi
|
Perpindahan
cairan dari intravaskuler ke dalam rongga intestinal.
Kerusakan
ujung – ujung saraf kulit akibat luka bakar.
Hilangnya
lapisan pelindung kulit sekunder terhadap luka baker.
|
VI.
PERENCANAAN PERAWATAN
ÿÿdthBÿÿÿÿÿÿsWidÿÿA3ÿÿÿÿofÿÿÿÿtrpaddl108ÿÿÿddÿÿ3ÿÿÿÿbllklastrow
No
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
RENCANA
|
TTD
|
|
|
|
TUJUAN
|
TINDAKAN
|
|
1.
2.
3.
|
Risiko kurangnya volume cairan tubuh berhubungan
dengan Perpindahan cairan dari intravaskuler ke dalam rongga intestinal,
ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan
sakit bila bergerak.
DO : Odem pada daerah luka
baker ( perut ke kepala ), terpasang infus NaCl 32 tts/mnt.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
kerusakan ujung – ujung saraf kulit akibat luka bakar, ditandai dengan :
DS: Klien mengatakan nyeri
pada daerah luka bakar.
DO: Klien menyeringai kesakitan, oedema pada daerah luka bakar.
Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan
Hilangnya lapisan pelindung kulit sekunder terhadap luka bakar ditandai dengan :
DS: Klien mengatakan cemas
terhadap penyakitnya.
DO: terdapat luka baker
di daerah perut ke kepala, luka masih basah, terdapat bula pada luka
tersebut.
|
Kekurangan volume cairan dapat diatasi setelah
dikakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jqm, dengan criteria :
- Volume cairan kembali normal.
- Tidak ada oedem
Klien
dapat mengan
tisipasi rasa nyeri setelah dilakukan
tindakan keperawatan dengan criteria :
- nyeri hilang atau berkurang.
- Klien merasa tenang.
Infeksi dapat dicegah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam dengan criteria :
- Infeksi tidak ada.
- Luka kering/sembuh.
- Tidak ada perluasan luka karena infeksi.
- Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
- Terbentuk jaringan granulasi.
|
1. Moniyor KU dan TTV
2. Monitor pemasukan dan pengeluaran.
3. Monitor cairan per infus
4. Anjurkan untuk banyak istirahat.
5. Anjurkan untuk minum 8 gelas per hari.
1.Kaji tingkat nyeri.
2.Atur posisi klien senyaman mungkin.
3.Alihkan perhatian klien
4.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
analgetik.
1.Kaji luka selama mengganti balutan.
2.Gunakan teknik sterillisasi saat merawat
luka..
3.Kaji adanya sepsis, perubahan neurology..
4.Bersihkan luka dengan larutan steril.
5.Observasi luka : purulen
6.Pemberian antibiotic.
7.Memberitahukan pada keluarga tentang
perawatan lanjut di rumah.
|
|
VII.
IMPLEMENTASI
No
|
TGL
|
JAM
|
No.
DX
|
JENIS
TINDAKAN
|
RESPON
KLIEN
|
TTD
|
1
2
3
|
20-05 2003
20-05 2003
20-05 2003
|
11.30
11.30
11.30
11.45
11.45
12.00
12.00
12.15
12.15
10.00
10.00
10.00
10.20
11.00
12.30
13.00
|
1
2
3
|
1. Moniyor KU dan TTV
2
Monitor
pemasukan dan pengeluaran.
3. Monitor cairan per infus
4. Menganjurkan untuk banyak istirahat.
5. Menganjurkan untuk minum 8 gelas per
hari.
1. Mengkaji tingkat nyeri. klien
2.Mengatur posisi klien senyaman mungkin.
3.Mengalihkan perhatian klien
4.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
analgetik untuk pemberian analgetik.
1. Mengkaji luka selama
mengganti balutan.
2.
Menggunakan teknik sterillisasi saat merawat luka..
3.
Mengkaji adanya sepsis, perubahan neurology..
4.
Membersihkan luka dengan larutan steril.
5. Mengobservasi luka : purulen drainase.
6. Memberikan antibiotic.
7. Memberitahukan pada
keluarga tentang perawatan lanjut di rumah.
|
S: 36,5 o C N: 92 x/mnt Rr : 20 x/mnt Td: 110/80 mmHg Klien minum 1500 cc gelas
/ hari.
Infus lancar 32 tts/ mnt.
Klien tenang
Klien mengangguk.
Klien merasa nyaman.
Klien mau diajak ngobrol.
Injeksi novalgin 0,3 ( extra ).
Kondisi luka masih basah.
Sterilisasi terjaga.
Suhu 37oC.
Luka tetap bersih.
Purulen tidak ada.
Drainase (-)
Injeksi
Ampicilin 1 gr/8 jam
Cimetidhim 1
amp/8jam
Orasic 100 gr /8jam
Gentamicin 80 gr /8jam
Kuluarga mengerti tentang
Prosedur perawatan luka.
|
|
VIII.
EVALUASI
No.
|
TGL
|
JAM
|
No.
DX
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
|
PARAF
|
1.
2.
3.
|
20-05 2003
20-05 2003
20-05 2003
|
14.00
14.10
14.30
|
1
2
3
|
S : Klien mengatakan nyeri berkurang
O : Oedema mulai
berkurang pada daerah luka bakar, infuse NaCl aff, klien minum 2000 cc
gelas/hari.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan mondisi klien agar tetap stabil.
S : Klien mangatakan nyeri mulai berkurang.
O: Klien tampak tenang.
A: Masalah belum taratasi
P: Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2, 4
S: Klien mengatakan kulit agak bersih
O: Luka belum kering.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan rencana tindakan no. 2, 4, 6, 7
|
|
IMPLEMENTASI II
No
|
TGL
|
JAM
|
No.
DX
|
JENIS
TINDAKAN
|
RESPON
KLIEN
|
TTD
|
1
2
|
21-05 2003
21-05 2003
|
09.00
09.16
12.30
10.00
10.00
12.00
|
2
3
|
1. Mengkaji tingkat nyeri. Klien
2. Mengatur posisi klien senyaman mungkin.
4. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian analgetik untuk pemberian analgetik.
2.
Menggunakan teknik sterillisasi saat merawat luka..
4.
Membersihkan luka dengan larutan steril.
6. Memberikan antibiotic.
7. Memberitahukan pada
keluarga tentang perawatan lanjut di rumah.
|
Klien merasa nyaman
Klien tenang
Klien minum obat.
Kondisi luka kering.
Strerilitas terjaga.
Injeksi masuk.
Keluarga mengerti tentang prosedur perawatan luka.
|
|
EVALUASI II
No.
|
TGL
|
JAM
|
No.
DX
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
|
PARAF
|
1.
2.
|
21-05 2003
21-05 2003
|
14.00
14.00
|
1
2
|
S : Klien mengatakan nyeri
berkurang atau hilang.
O : Klien tenang.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi klien agar tetap stabil
S : Klien mengatakan kulitnya bersih.
O : Luka kering
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi klien agar tetap stabil
|
|
Mengetahui,
Kepala Ruang Melati
Agus Sri
Hartati, AMK
No comments :
Post a Comment